Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK
Student Governance
Awal Dari Sebuah Perubahan yang Lebih Baik
Student Governance, mungkin sebagian dari kita ada yang paham tentang makna tersebut, ada juga yang sedikit paham, ada juga yang sering mendengar tapi tidak paham, bahkan ada juga yang baru mendengar ketika membaca artikel ini.
Student Governance, sebuah rangkaian kata yang hingga kini masih menjadi buah bibir bagi rekan-rekan mahasiswa di kampus ini, sebuah rangkaian kata yang dapat sedikit melegakan mahasiswa yang selama ini seiring dengan berjalannya waktu tak kenal lelah dalam memperjuangkan sebuah perbahan.
Student Governance atau Student Government?
Student governance jelas berbeda dengan Student Government. Government merupakan pengaturan sistem pemerintahan. Dalam penerapan di lembaga kemahasiswaan, sistem tersebut memuat aturan seperti hubungan kelembagaan. Misalnya bagaimana hubungan BEM Universitas dan BEM Fakultas. Sedangkan Governance, lebih kepada mengatur tata kelola organisasi kemahasiswaan. Menurut ketua Komisi I BPM Unpad, Adriansyah Pasga Dagama, yang ingin diterapkan di Unpad adalah Student Governance.
Student Governance, sebuah sistem tata kelola organisasi kemaasiswaan yang baik dan ideal. Lalu muncul pertanyaan dari benak rekan-rekan mahasiswa, memang tata kelola organisasi yang sekarang tidak baik dan tidak ideal? Jelas, sistem tata kelola organisasi mahasiswa yang sekarang kurang baik dan kurang ideal, mengapa? Tengok saja bagaimana hubungan antara BEM KEMA dengan BEM Fakultas yang sampai sekarang seperti memiliki agenda-agenda yang tidak sinkron, tumpang tindihnya sebuah program kerja, kurang terkontrol dan transparan merupakan hal yang sering terjadi antara dua lembaga eksekutif tersebut.
Isu Stucent Governance di Unpad sudah lama berkembang. Namun, hingga saat ini belum direalisasikan secara langsung
Poin-poin penting dalam stugov(baca: student governence), dengan bentuk organisasi yang federasi terciptanya BAK (Badan Audit Keuangan) dan pola hubungan BAK yang koordinatif, pembenahan hubungan dan strukturisasi Kema Unpad yang instruksi dalam pengadaan kegiatan. Namun, koordinatif dalam pelaksanaan, menciptakan mekanisme keuangan yang blockgrant, sinkronisasi program kerja, periodeisasi dan lain-lain. Keinginan bagi perintis dan kawan-kawan yang ada di seluruh fakultas adalah penerapan stugov tidak akan mematikan kreativitas mahasiswa. Sistem organisasi dengan konsep seperti ini akan memberikan pemandangan yang luas bagi setiap lembaga yang ada di Unpad secera lebih luas. Silaturahmi yang selalu di jalin akan lebih erat, keuangan dan dana kemahasiswaan dapat digunakan secara lebih profesional dan pola kaderisasi yang jelas untuk keutuhan serta perbaikan Kema Unpad.
Tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan dalam perencanaan stugov. Tidak semua pihak merasakan ini sebuah masalah urgent untuk dilakukan karena masih banyak masalah yang dirasa lebih penting. Tapi tak ada salahnya jika kita memulainya disaat stagnansi kemahasiswaan mulai terjadi, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merusak atmosfer kemahasiswaan. Perlu adanya tahapan-tahapan yang jelas dalam membangun Student Governance yang madani dan berkualitas. Tahapan-tahapannya yaitu :
1. Merepresentasikan ilmu pengetahuan dalam membuat sebuah sistem pemerintahan yang baik. Di perguruan tinggi, yang notabene cendikiawan dan ilmuan maka harus bisa mencitrakan sebuah sistem yang merepresentasikan keilmuan agar gerakan mahasiwa tak hanya gerakan sosial tapi juga intelektual. Strateginya ialah dengan membagi kompleks berdasarkan kesamaan bidang keilmuan yang berfungsi untuk bisa mengkaji isu secara komprehensif sesuai bidang keilmuannya agar dapat dijalankan kesetiap elemen yang ada.
2. Supremasi hukum. Perlunya pengesahan akan sistem student governance dan disosialisasikan ke setiap elemen.
3. Etika madaniyah. Perlu dibahasakan ke dalam bahsa yang mengikat dan tepat agar semua paham urgensinya. Bahkan, bisa disesuaikan dengan keadaan dinamis yang ada dan diinformasikan dengan bahasa yang lebih membumi.
4. Keseimbangan kekuasaan. Hal ini terdistribusi dengan baik ke dalam semua elemen kemahasiswaan dan sesuai dengan fungsinya agar nantinya timbul sebuah rasa saling membutuhkan dan menguntungkan sehingga terciptanya sebuah yang positif.
5. Apresiasi keindahan. Perlunya ada apresiasi kerja kepada seluruh elemen kemahasiwaan agar timbul sebuah atmosfer yang baik dan menunjang untuk menjadikan lembaga yang berkualitas dan baik.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sedikit solusi mengatasi beberapa stigma negatif akan student governance. Empat konten yang ada di student governance ;struktur, alur kaderisasi, dana kemahasiswaan, dan sinkronisasi program kerja merupakan poin-poin penting dalam meningkatkan kualitas lembaga agar tidak terjatuh di lubang yang sama.
Selasa, 02 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar