Rabu, 10 Maret 2010

kolom legislator 9

NORMALISASI PERIODE KEPENGURUSAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN



Wacana mengenai Normalisasi periode kengurusan lembaga kemahasiswaan merupakan wacana yang sudah berkembang dengan cepat di tataran kemahasiswan tingkat universitas dan fakulta. Ada dua jenis periode kemahasiswaan yang sedang diterapkan di UNPAD ini, periode Januari-Desember, dan periode juli-juni. BEM UNPAD dan BPM UNPAD sendiri menerapkan periode kepengurusan Januari-Desember, serta >70% Lembaga Kemahasiswaan tingkat fakultas.

Lembaga kemahasiswaan di FPIK berdasarkan AD ART KEMA FPIK UNPAD terdiri dari BEM, BPM, KKM, dan Lembaga Keprofesian. Sejarah Lembaga Kemahasiswan sejak FPIK memiliki Lembaga Kemahasiswa seperti BEM, BPM dan beberapa KKM, selalu menerapkan jenis periode Juli-Juni.

Nilai positif dan negatif jika periode Januari-Desember diterapkan adalah, yang pertama dan yang paling bersinggungan adalah mengenai dana kemahasiswaan, dana kemahasiswaan disediakan dan diberikan untuk kepengurusan selama 1 tahun, artinya, dari Januari-Desember, dan hal ini berkebalikan dengan FPIK yang selama ini menerapkan system Juli-Juni, dan tentunya akan mempengaruhi jalannya roda keorganisasian. “Di FPIK ini aneh, dana kemahasiswaan yang seharusnya digunakan oleh satu organisasi malah digunakan oleh setengah kepengurusan sebelumnya dan setengah kepengurusan setelahnya, dan hal ini akan menghambat jalannya roda keorgansasian di kita” kata Pak Herman Hamdani, Pembantu Dekan III bidang kemahasiswaan FPIK disela-sela audiensi BPM pada akhir Desember 2009 diruang PD III. Sementara jika periode kepengurusan tetap menggunakan periode Juli-Juni, dapat kita lihat bersama bagaimana kesiapan BEM dan BPM dalam menghadapi Penerimaan Anggota Baru (PAB), salah satunya ketika mahasiswa membutuhkan advokasi untuk menghadapi kendala selama proses registrasi, hal ini dikarenakan pemahaman dan keterbiasaan dari pengurus BEM dan BPM yang baru saja naik pada bulan Juli, sementara dibenturkan pada liburan semester ganjil pada juli-agustus, dan efeknya tentu akan berpengaruh pada kesiapan dalam PAB tersebut.

Ada dua solusi dalam menyikapi wacana, pertama tetap menggunakan sistem juli-juni dengan konsekuensi seperti yang telah disebutkan, atau menganut sistem januari-desember dengan mengorbankan periode kepengurusan tahun ini dengan memperpanjang periode kepengurusan sampai bulan desember 2010. Peralihan periode kepengurusan dari juli-juni menjadi januari-desember inilah yang kemudian kita sebut sebagai normalisasi periode kepengurusan.

Hidup Mahasiswa !

Selasa, 02 Maret 2010

UP COMING





1. FORUM SBA - 9 MARET 2010 - @aula dekanat
2. FORUM DEKANAT
3. INFO BEASISWA
4. INFO LOWONGAN KERJA

kolom legislator - edisi 8

Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK



LEMBAGA KEPROFESIAN



1. Pengertian
Berdasarkan AD ART KEMA FPIK : Lembaga yang mewadahi mahasiswa KEMA FPIK UNPAD dalam bidang keprofesian, baik keprofesian bidang perikanan dan keprofesian bidang ilmu kelautan.
2. Tujuan dan Manfaat
1. Sebagai wadah mahasiswa untuk mengemukakan aspirasi, kreasi, imajinasi, dan mengaplikasikan ilmunya dalam bidang keprofesian.
2. Mengembangkan kemampuan dan potensi mahasiwa.
3. Meningkatkan daya fikir mahasiswa.
4. Mempermudah pertukaran ilmu dan pengalaman mengenai keprofesian antar mahasiswa.
5. Mepermudah hubungan dengan organisasi kemahasiswaan internal maupun eksternal UNPAD.
6. Memperoleh gambaran dan jaringan peluang kerja
7. Memajukan fakultas melalui program kerja yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan.
3. Posisi di Fakultas
Berdasarkan AD ART KEMA FPIK UNPAD : Lembaga keprofesian memiliki hubungan garis komando dengan BEM KEMA FPIK UNPAD.
4. Karakteristik
Karekteristik Lembaga keprofesian berdasarkan AD ART KEMA FPIK UNPAD adalah pendalaman keprofesian.
5. Syarat berdiri Lembaga Keprofesian
a. Internal :
1. Memiliki struktur lembaga dan AD ART
2. Memiliki program kerja yang jelas
b. Eksternal :
1. Menjalankan masa uji coba selama tiga (3) bulan kepengurusan
2. Mendapatkan rekomendasi dari BEM KEMA FPIK UNPAD
3. BPM KEMA FPIK UNPAD mengetahui Lembaga Keprofesian hasil rekomendasi BEM KEMA FPIK UNPAD untuk kemudian disahkan oleh PD III FPIK UNPAD.

kolom legislator - edisi 7

Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK



APA YANG SUDAH ANDA PERSIAPKAN UNTUK KELULUSAN ANDA?



”Jujur, selama ini saya merasa dibohongi dengan IPK yang besar, sementara kemampuan dalam perikanan dan kelautan masih minim”. Kata salah satu mahasiswa FPIK. Pernahkah Anda pernah mendengar pernyataan tersebut? Atau pernyataan seperti ini : ”saya belum tahu mau kemana setelah lulus”.
Sungguh kawan, pemandangan ini bukan sekali duakali kita temui dalam kehidupan kampus, melainkan sering kita menemui pernyataan-pernyataan seperti ini. Atau jangan-jangan tanpa disadari kalimat di atas pernah terucap oleh kita. Sangat disayangkan ketika di ujung perkuliahan anda belum menemukan kemana arah yang akan anda tuju, mau menjadi apa setelah lulus, atau minimal memikirkan mau apa setelah lulus kuliah.
Maka tak aneh ketika pemerintah mengeluarkan data bahwa, kurang lebih 70% lulusan perguruan tinggi tak terserap dalam dunia kerja Indonesia. Akankah kita termasuk kedalam 70% tersebut, atau tanpa disadari sedang menuju kesana? Mari kawan,persiapkan apa yang seharusnya anda persiapkan.
Merencanakan jalan hidup selama kuliah merupakan tindakan bijak, minimal kita telah peduli akan kelangsungan jalan cerita hidup kita. Atau mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kelulusan, seperti : mau bekerja dimanakah saya ketika lulus Sarjana?, apa yang sudah saya persiapkan untuk bersaing di dunia kerja?, kualifikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja ketika saya lulus?, atau sudah sejauh mana usaha saya untuk mengejar apa yang saya cita-citakan ketika kuliah?
Hal-hal seperti softskill, kemampuan bahasa inggris, IPK, kemampuan akademik, pengalaman lapangan, pengalaman organisasi, pengalaman kerja, bahkan pengalaman ber-enterpeneur merupakan perangkat yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang mahasiswa calon sarjana.
Sering kali kita terlena ketika mendapatkan IPK besar, seolah-olah, IPK menjadi satu-satunya faktor yang menentukan dalam persaingan menuju dunia kerja. Atau kita terlalu sibuk dengan organisasi yang kita geluti sehingga prestasi akademik terlalairkan. Atau kita sibuk dengan pertemanan-pertemanan yang sedikit memberi manfaat.
Mari kawan, mulailah berpikir masa depan. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang dimaksud oleh kalimat berikut : ”barangsiapa yang gagal dalam berencana, maka dia telah gagal dalam usaha”. Dunia telah menantikan kita, menanti untuk menghinakan atau memuliakan kita.
Terakhir, sudah siapkah Anda memasuki persaingan pasar bebas yang siap menghadang Anda ketika lulus nanti?
Hidup Mahasiswa !!!

kolom legislator - edisi 6

Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK



Akankan UAS Menjadi Sebuah Praktik Korupsi?




Momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas diri tentu menjadi salah satu waktu yang selalu diharapkan kedatangannya, tak terkecuali oleh mahasiswa. Namun perlu untuk kita perhatikan bahwa tak setiap waktu momentum itu datang mnghampiri kehidupan ini.
Momentum Ujian Akhir Semester merupakan salah satu momentum yang ditunggu oleh ”sebagian” mahasiswa untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas diri sebagai mahasiswa. Sebuah momentum sederhana yang tentu dampaknya bermacam-macam. Penyikapan yang datang pun bermacam-macam. Ada beberapa mahasiswa yang begitu menghindari momentum UAS entah dengan dibuntuti oleh alasan-alasan yang membenarkan. Namun ada juga yang mengharapkan akan kedatangan momentum ini.
Namun sangat disayangkan ketika momentum ini harus diisi dengan tindakan-tindakan ”miskin moral”, kemiskinan nomor satu yang selalu membuat manusia kehilangan harga sebagai seorang manusia.
Tindakan seperti mencontek dan memberi contekan merupakan tindakan-tindakan yang kecil dan sederhana, namun lagi-lagi berdampak negatif yang besar, mungkin tidaklah cepat terlihat dampaknya. Mungkin juga 1 atau 2 bulan belum juga terlihat, namun perhatikanlah sikap hidup kita kedepan, sikap hidup yang perlahan bergeser dari budaya jujur beralih kepada budaya yang menghalalkan segala cara demi ”menyelamatkan” diri masing-masing.
Bayangkan apa yang akan terjadi jika para manusia intelek ini yang katanya merupakan para penerus bangsa melakukan praktik miskin moral ini, tak aneh ketika kita melihat para wakil rakyat bolak-balik keluar-masuk jeruri besi, tak lain tak bukan salah satunya karena korupsi!.
Sekali mencontek berkali-kali korupsi!

kolom legislator - edisi 5

Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK




Apa Makna Hari Bahari bagi Kita(Mahasiswa)?



13 Desember merupakan hari bersejarah bagi insan Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia. 13 Desember merupakan tanggal dimana setiap tahunnya dirayakan oleh insan yang mencintai laut republik ini, tapi sudahkah kita memahami apa Hari Bahari? Mungkin perayaan Hari bersejarah tersebut hanya dirayakan oleh insan-insan tertentu yang telah sejahtera, yang telah duduk-duduk manis diatas sana yang telah mendapat jabatan sebagai stackholders, sebagian kecil dirayakan oleh universitas dan masyarakat yang peka dan peduli akan keadaan laut kita.

Coba tanyakan kepada para nelayan, apakah makna Hari Bahari bagi mereka. Mungkin sebagian dari mereka tidak peduli dengan adanya hari Bahari, namun ada juga dari mereka yang sangat peduli dengan keadaan laut Republik ini. Bagi mereka, kesejahteraan merupakan hal yang terpenting diatas segalanya. Namun realita yang terjadi adalah kebanyakan nelayan kita masih berada di bawah garis kemiskinan, miris melihat hal ini masih terjadi di Negara yang hampir ¾ wilayahnya merupakan hamparan luas lautan. Rendahnya tingkat pendidikan nelayan, kurangnya sikap disiplin dari para nelayan, para stackholder yang tidak bekerja secara maksimal, sarana dan prasarana yang tidak berstandar, merupakan masalah-masalah yang sering menemani keseharian para nelayan kita.

Sementara bagaimana sikap mahasiswa dalam menyikapi Hari Bahari ini?. Bukanlah sebuah prestasi ketika mahasiswa dapat merayakan Hari bersejarah tersebut, apalagi yang notabene merupakan mahasiswa yang bergelut dalam disiplin ilmu perikanan dan kelautan. Ketika para mahasiswa memaknai Hari Bahari hanya dengan berorasi, membagi-bagikan leaflet, dan mengumpulkan tandatangan yang mungkin tak jelas proses setelahnya, semua itu tidaklah cukup, mahasiswa harus peka terhadap realita yang terjadi di lapangan, bagaimana realita pengelolaan pesisir yang sampai sekarang belum maksimal dan terkesan tidak berbasis lokal, bagaimana pemeritah mengeluarkan kebijikan terkait dengan perikanan dan kelautan, bagaimana potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang begitu besar namun belum diolah secara maksimal, bagaimana keseharian nelayan yang sering bergelut dengan kemiskinan.

Tahukah Anda kalau Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2009-2015 memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai negara produksi hasil laut terbesar di dunia pada tahun 2015? Tahukah Anda bahwa misi yang akan dilakukan oleh bapak menteri kita adalah akan menaikkan hasil produksi laut sebesar 315%? Malulah kawan ketika Hari Bahari ini kita rayakan, namun kita masih tidak peka terhadap realita yang terjadi.

Mari kita lakukan fungsi kontrol sosial kita sebagai mahasiswa yang notabene merupakan mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan terhadap setiap langkah yang diambil para stackholder kita diatas, janganlah terlena dan merasa berbesar hati, langkah kita masih panjang, berliku, bahkan berbatu dan berduri untuk mewujudkan perikanan dan ilmu kelautan yang maju, konsisten, dan berkontribusi nyata terhadap negara dan dunia serta perikanan dan ilmu kelautan yang berkelanjutan dan berbasis lokal.

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!







¬-salam hangat legislator-

kolom legislator - edisi 3

Oleh : Furkon
ketua BPM KEMA FPIK



Mari Buktikan Bahwa Kita Adalah Mahasiswa



Masihkah kita terkungkung dengan paradigma lama mahasiswa yang sangat value orientated? Masihkah kita apatis akan keadaan Indonesia, Jatinangor, Universitas, bahkan fakultas FPIK ini? Masihkah kita duduk-duduk santai ketika bangsa ini membutuhkan kehadiran diri kita untuk terus mengawal roda pemerintahan bangsa ini? Bahkan masihkah kita terpaku setelah terjadinya praktik mafioso di negeri ini?
Bayangkan apa yang akan terjadi ketika roda hukum negara ini telah dikuasai oleh markus-markus yang berkeliaran bebas, bahkan sampai terjadi di tingkat kejaksaan dan kepolisian. Akankah kepercayaan publik terhadap negeri ini masih tetap terjaga? Atau malah semakin menyurutkan kepercayaan publik terhadap stakeholder negeri ini?
Peran aktif mahasiswa sangat dibutuhkan untuk segera ”turun kejalan” untuk menyerukan kepada rakyat dan ”mempressure” jalannya kebenaran di negeri ini. Janganlah kita disibukkan oleh hal-hal yang bersifat pribadi, mari keluar, mari buktikan bahwa kita berkontribusi nyata terhadap tegaknya hukum yang berkeadilan dinegeri ini.
Atau kita sudah merasa puas dengan keadaan sekarang? Merasa puas dengan fasilitas yang telah Tuhan berikan tanpa ada wujud syukur terhadap apa yang telah diberikan, berfikir ”ini bukan urusan kita”, atau malah berfikir ”ngapain sich cape-cape mikirin negara, diri kita aja belum benar”.
Ingatlah rekan-rekan seperjuangan, titik tolak bangsa ini salah satunya karena peran mahasiswa yang tak henti-hentinya meneriakkan ”pekik perjuangan” di depan gedung MPR DPR RI pada 98’.
Rakyat telah menunggu peran aktif kita, rakyat telah menunggu kepekaan kita, siapa lagi yang akan membawa pesan rakyat kalau bukan kita yang notabenenya bergelar mahasiswa.
Terakhir mari buktikan bahwa kita adalah mahasiswa.
Hidup Mahasiswa !!!

kolom legislator - edisi 4

Oleh : Furkon
ketua BPM Kema FPIK



Student Governance
Awal Dari Sebuah Perubahan yang Lebih Baik


Student Governance, mungkin sebagian dari kita ada yang paham tentang makna tersebut, ada juga yang sedikit paham, ada juga yang sering mendengar tapi tidak paham, bahkan ada juga yang baru mendengar ketika membaca artikel ini.
Student Governance, sebuah rangkaian kata yang hingga kini masih menjadi buah bibir bagi rekan-rekan mahasiswa di kampus ini, sebuah rangkaian kata yang dapat sedikit melegakan mahasiswa yang selama ini seiring dengan berjalannya waktu tak kenal lelah dalam memperjuangkan sebuah perbahan.
Student Governance atau Student Government?
Student governance jelas berbeda dengan Student Government. Government merupakan pengaturan sistem pemerintahan. Dalam penerapan di lembaga kemahasiswaan, sistem tersebut memuat aturan seperti hubungan kelembagaan. Misalnya bagaimana hubungan BEM Universitas dan BEM Fakultas. Sedangkan Governance, lebih kepada mengatur tata kelola organisasi kemahasiswaan. Menurut ketua Komisi I BPM Unpad, Adriansyah Pasga Dagama, yang ingin diterapkan di Unpad adalah Student Governance.
Student Governance, sebuah sistem tata kelola organisasi kemaasiswaan yang baik dan ideal. Lalu muncul pertanyaan dari benak rekan-rekan mahasiswa, memang tata kelola organisasi yang sekarang tidak baik dan tidak ideal? Jelas, sistem tata kelola organisasi mahasiswa yang sekarang kurang baik dan kurang ideal, mengapa? Tengok saja bagaimana hubungan antara BEM KEMA dengan BEM Fakultas yang sampai sekarang seperti memiliki agenda-agenda yang tidak sinkron, tumpang tindihnya sebuah program kerja, kurang terkontrol dan transparan merupakan hal yang sering terjadi antara dua lembaga eksekutif tersebut.
Isu Stucent Governance di Unpad sudah lama berkembang. Namun, hingga saat ini belum direalisasikan secara langsung
Poin-poin penting dalam stugov(baca: student governence), dengan bentuk organisasi yang federasi terciptanya BAK (Badan Audit Keuangan) dan pola hubungan BAK yang koordinatif, pembenahan hubungan dan strukturisasi Kema Unpad yang instruksi dalam pengadaan kegiatan. Namun, koordinatif dalam pelaksanaan, menciptakan mekanisme keuangan yang blockgrant, sinkronisasi program kerja, periodeisasi dan lain-lain. Keinginan bagi perintis dan kawan-kawan yang ada di seluruh fakultas adalah penerapan stugov tidak akan mematikan kreativitas mahasiswa. Sistem organisasi dengan konsep seperti ini akan memberikan pemandangan yang luas bagi setiap lembaga yang ada di Unpad secera lebih luas. Silaturahmi yang selalu di jalin akan lebih erat, keuangan dan dana kemahasiswaan dapat digunakan secara lebih profesional dan pola kaderisasi yang jelas untuk keutuhan serta perbaikan Kema Unpad.
Tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan dalam perencanaan stugov. Tidak semua pihak merasakan ini sebuah masalah urgent untuk dilakukan karena masih banyak masalah yang dirasa lebih penting. Tapi tak ada salahnya jika kita memulainya disaat stagnansi kemahasiswaan mulai terjadi, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merusak atmosfer kemahasiswaan. Perlu adanya tahapan-tahapan yang jelas dalam membangun Student Governance yang madani dan berkualitas. Tahapan-tahapannya yaitu :
1. Merepresentasikan ilmu pengetahuan dalam membuat sebuah sistem pemerintahan yang baik. Di perguruan tinggi, yang notabene cendikiawan dan ilmuan maka harus bisa mencitrakan sebuah sistem yang merepresentasikan keilmuan agar gerakan mahasiwa tak hanya gerakan sosial tapi juga intelektual. Strateginya ialah dengan membagi kompleks berdasarkan kesamaan bidang keilmuan yang berfungsi untuk bisa mengkaji isu secara komprehensif sesuai bidang keilmuannya agar dapat dijalankan kesetiap elemen yang ada.
2. Supremasi hukum. Perlunya pengesahan akan sistem student governance dan disosialisasikan ke setiap elemen.
3. Etika madaniyah. Perlu dibahasakan ke dalam bahsa yang mengikat dan tepat agar semua paham urgensinya. Bahkan, bisa disesuaikan dengan keadaan dinamis yang ada dan diinformasikan dengan bahasa yang lebih membumi.
4. Keseimbangan kekuasaan. Hal ini terdistribusi dengan baik ke dalam semua elemen kemahasiswaan dan sesuai dengan fungsinya agar nantinya timbul sebuah rasa saling membutuhkan dan menguntungkan sehingga terciptanya sebuah yang positif.
5. Apresiasi keindahan. Perlunya ada apresiasi kerja kepada seluruh elemen kemahasiwaan agar timbul sebuah atmosfer yang baik dan menunjang untuk menjadikan lembaga yang berkualitas dan baik.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sedikit solusi mengatasi beberapa stigma negatif akan student governance. Empat konten yang ada di student governance ;struktur, alur kaderisasi, dana kemahasiswaan, dan sinkronisasi program kerja merupakan poin-poin penting dalam meningkatkan kualitas lembaga agar tidak terjatuh di lubang yang sama.

kolom legislator - edisi 2

Oleh : Furkon
ketua BPM KEMA FPIK



URGENSI KEBERADAAN BPM DI FAKULTAS


BPM-Badan Perwakilan Mahasiswa-mungkin masih asing di telinga kita, apalagi bagi mahasiswa yang ”sibuk” dengan agendanya masing-masing. BPM, yang kalau kita boleh analogikan dengan pemerintahan merupakan DPR/MPR nya Negara. Bayangkan bagaimana keberlangsungan berjalannya ”roda pemerintahan” tanpa adanya badan yang konon katanya terdiri lebih dari 500 anggota itu. Bayangkan kalau tidak ada badan yang katanya harga Jas untuk pelantikan per orangnya saja mencapai 5 juta, siapa yang akan ”memfollow up” aspirasi konstituen atau bahasa mudahnya, masyarakat?
`Lalu apa hubungannya antara DPR/MPR-Pemerintah dan BPM-BEM ataupun BPM-konstituennya(baca : mahasiswa)? BPM, dalam AD/ART FPIK, merupakan badan yang bertugas mengawasi dan menilai kinerja BEM, menyerap, menampung, dan merumuskan aspirasi anggota Kema FPIK, dan badan yang bertugas untuk memfasilitasi pelaksanaan Musyawarah Mahasiswa Kema FPIK Unpad. Bayangkan kalau tugas-tugas tersebut tidak ada yang ”memegang”, apa yang akan terjadi dengan atmosfir kampus ataupun fakultas? Tentunya akan hadir ”kepentingan-kepentingan” yang tiba-tiba saja menguap ke udara tanpa ada sesuatu yang menstimulusnya.
Terlepas dari semua itu, inilah BPM, badan yang mungkin sering dianggap sebagai ”second class”, inilah BPM dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dan inilah BPM kita, BPM Kema FPIK Unpad.

kolom legislator - edisi 1

KOLOM LEGISLATOR


Oleh : Furkon
ketua BPM KEMA FPIK


SELAMAT DATANG DI KAMPUS YANG ”SEJUK” DAN ”KONDUSIF”

Katakan selamat datang, Ya katakan selamat datang kepada Mahasiswa Baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Agkatan 2009 yang telah berhasil memenangi ”pertempuran” hidup mati dengan calon Mahasiswa Baru se-Indonesia. Pertempuran yang tentunya tidak semudah seperti menuliskan sebuah kalimat sia-sia pada dinding rumah tetangga.sebelah.
Ya lagi-lagi ini merupakan sebuah tantangan kepada (Maba-yang selanjutnya kita sebut demikian untuk Mahasiswa Baru-), apakah mereka memilih untuk mengambil tiket tantangan yang tentunya tak mudah ini, atau malah berpaling muka, lalu bergegas PERGI meninggalkannya.
Tantangan seperti apakah yang kesan nya begitu menakutkan maba? Ya, tentunya tantangan untuk melanjutkan cita-cita yang telah mereka rajut, dimana mereka(maba) dihadapkan pada 2 plihan, yaitu memilih untuk terus melesat bak meteor galaksi (setelah melewati masa SMA) atau malah memilih untuk tertidur pulas (merasa nyaman dengan keadaan sekarang).
Lalu apa korelasi antara tantangan dengan kondisi kampus yang ”sejuk” dan kondusif ini?. Tentu, kedua hal ini memiliki korelasi yang sangat penting. Korelasinya adalah ketika teman-teman maba memutuskan untuk terus merajut mimpi, itu bukan merupakan sebuah masalah. Namun masalah aan terjadi ketka mereka memilih untuk ”tidur pulas”, ya, mau dibawa kemana kampus kita yang ”sejuk” dan ”kondusif” ini, mau kita bentuk seperti apa kampus yang katanya berpredikat terbesar kedua peminat nya di Indonesia ini, jika para penerusnya memilih untuk memutar haluan dan berpuas diri. Ya, sekali lagi, katakan Selamat Datang dan Mau Kemana?.